Cara Pasang Fire Alarm yang Benar

Standar Fire Alarm di Indonesia| Waktu Ideal Uji Coba Fire Alarm| Cara Pasang Fire Alarm yang Benar | Fire Alarm untuk Gedung Kantor | Tips Memilih Fire Alarm Rumah | Perbedaan Smoke Detector dan Heat Detector | Kenapa Fire Alarm Itu Penting? | Cara Kerja Fire Alarm System | Jenis-Jenis Fire Alarm | Apa Itu Fire Alarm? | Jasa Pemasangan Fire Alarm | Balaraja | Jakarta | Bekasi | Cikande | Jati Uwung | Tangerang | Bandung | Surabaya | Kawasan industri

Standar Fire Alarm di Indonesia| Waktu Ideal Uji Coba Fire Alarm| Cara Pasang Fire Alarm yang Benar | Fire Alarm untuk Gedung Kantor | Tips Memilih Fire Alarm Rumah | Perbedaan Smoke Detector dan Heat Detector | Kenapa Fire Alarm Itu Penting? | Cara Kerja Fire Alarm System | Jenis-Jenis Fire Alarm | Apa Itu Fire Alarm? | Jasa Pemasangan Fire Alarm | Balaraja | Jakarta | Bekasi | Cikande | Jati Uwung | Tangerang | Bandung | Surabaya | Kawasan industri


c.Kebakaran bisa terjadi kapan saja, dan satu-satunya cara paling efektif untuk mendeteksi ancaman ini sejak dini adalah dengan memasang sistem fire alarm. Tidak cukup hanya membeli perangkatnya — pemasangan yang benar sangat penting agar sistem bekerja maksimal. Salah pasang dapat menyebabkan alarm tidak berbunyi saat dibutuhkan atau malah sering berbunyi tanpa sebab.

Artikel ini akan memandu Anda langkah demi langkah dalam cara memasang fire alarm yang benar, baik untuk bangunan rumah tinggal, perkantoran, maupun bangunan komersial lainnya.

Pahami Komponen Dasar Fire Alarm System

Sebelum pemasangan, Anda harus mengenal komponen utama sistem fire alarm:

  • Control Panel: Otak sistem yang menerima dan memproses sinyal dari detektor.

  • Smoke/Heat Detectors: Sensor yang mendeteksi asap atau kenaikan suhu.

  • Manual Call Point (MCP): Tombol yang bisa ditekan secara manual saat ada tanda kebakaran.

  • Alarm Output (Bell/Siren/Strobe): Mengeluarkan suara/visual peringatan kepada penghuni.

  • Power Supply: Daya listrik utama dan baterai cadangan agar sistem tetap bekerja saat listrik padam.

  • Kabel Fire-Resistant: Kabel khusus tahan api yang digunakan dalam sistem alarm.

Rencanakan Desain Sistem dan Lokasi Pemasangan

Sebelum memasang perangkat, Anda harus membuat desain sistem fire alarm berdasarkan:

  • Denah bangunan

  • Jumlah lantai dan luas ruangan

  • Fungsi tiap ruangan

  • Risiko kebakaran di tiap area

Berikut adalah lokasi ideal pemasangan komponen:

Detektor Asap

  • Di langit-langit atau dinding atas (30–50 cm dari plafon)

  • Satu unit untuk setiap ruang penting: kamar tidur, ruang tamu, kantor, lorong

  • Jangan pasang di dekat jendela, ventilasi, atau AC karena sirkulasi udara bisa mengganggu deteksi asap

Heat Detector

  • Di dapur, ruang genset, atau area dengan banyak uap atau debu

  • Pasang di plafon dengan jarak yang sesuai spesifikasi produsen (biasanya 5–7 meter antar unit)

Manual Call Point

  • Dipasang di dinding dekat pintu keluar dan tangga darurat

  • Tinggi ideal: ±1,2 meter dari lantai

  • Jarak antar MCP maksimal 30 meter (untuk gedung publik)

Alarm Output (Bell/Siren + Strobe)

  • Pasang di area yang mudah didengar dan terlihat

  • Minimal satu per lantai dan di dekat tangga/lift

  • Untuk gedung besar, setiap zona wajib memiliki output alarm

Gunakan Peralatan dan Kabel Sesuai Standar

Pemasangan fire alarm harus dilakukan dengan menggunakan kabel tahan api (fire-resistant cable). Kabel ini mampu bertahan dalam suhu tinggi selama beberapa waktu sehingga sistem alarm tetap bisa bekerja saat terjadi kebakaran.

  • Gunakan conduit (pipa pelindung) untuk melindungi kabel dari gangguan fisik dan hewan pengerat

  • Panel, detektor, dan alarm harus memiliki sertifikasi (SNI, UL, FM, CE)

Selain itu, pastikan Anda menggunakan perangkat yang kompatibel satu sama lain, terutama jika menggunakan sistem addressable (tiap perangkat punya alamat unik).

Proses Instalasi Fisik

Berikut langkah-langkah umum pemasangan fire alarm:

a. Pemasangan Panel Kontrol

  • Pasang panel di ruang keamanan atau tempat yang mudah diakses 24 jam

  • Pastikan ruangan memiliki suplai listrik yang stabil dan baterai cadangan

  • Panel tidak boleh dekat dengan sumber panas atau kelembapan tinggi

b. Pemasangan Detektor dan MCP

  • Gunakan bracket atau mounting base khusus dari produsen

  • Ikuti petunjuk pemasangan (biasanya ada tanda arah dan ketinggian optimal)

  • Pasang detektor secara horizontal, rata dengan plafon

  • Gunakan alat uji khusus untuk memastikan detektor bekerja

 Pemasangan Alarm Output

  • Letakkan bell dan strobo di titik-titik ramai dan area evakuasi

  • Untuk gedung tinggi, pastikan suara alarm bisa terdengar di setiap lantai

Penarikan Kabel dan Koneksi

  • Gunakan sistem kabel rapi dengan label di setiap ujung kabel

  • Hindari koneksi menggunakan isolasi biasa; gunakan terminal atau konektor khusus

  • Uji kontinuitas dan ketahanan kabel sebelum menutup jalur kabel

Konfigurasi dan Pemrograman Sistem (Khusus Sistem Addressable)

Untuk sistem addressable fire alarm, setiap perangkat harus dikodekan (addressing) agar panel bisa mengenali identitas dan lokasi perangkat secara spesifik.

  • Gunakan alat pemrogram sesuai dengan merek perangkat

  • Masukkan alamat unik untuk setiap detektor, MCP, dan output

  • Uji tiap perangkat dari panel untuk memastikan komunikasi berjalan lancar

Uji Coba dan Kalibrasi Sistem

Setelah semua perangkat dipasang dan terkoneksi:

  • Lakukan uji detektor dengan smoke tester (untuk detektor asap) atau alat pemanas (untuk heat detector)

  • Tekan MCP untuk memastikan sinyal terkirim ke panel

  • Pastikan alarm berbunyi di seluruh zona saat uji coba dilakukan

  • Cek respon sistem terhadap gangguan seperti pemutusan kabel (harus tampil notifikasi “fault”)

  • Simulasi evakuasi juga disarankan untuk melatih pengguna dan menguji waktu respons

Dokumentasi dan Penandaan

Setelah pemasangan:

  • Buat denah zona deteksi dan letakkan di dekat panel

  • Tandai lokasi MCP dan jalur evakuasi dengan stiker atau signage standar keselamatan

  • Simpan dokumentasi instalasi (manual, denah, sertifikat perangkat) untuk audit atau inspeksi damkar

Perawatan dan Pengujian Berkala

Fire alarm yang sudah terpasang harus dirawat dan diuji rutin:

FrekuensiTindakan
MingguanTes MCP, detektor, dan panel kontrol
BulananUji sirine dan strobo
6 bulananPemeriksaan semua perangkat oleh teknisi profesional
TahunanKalibrasi ulang sensor, simulasi evakuasi, dan audit sistem

Pastikan semua baterai cadangan diganti minimal setahun sekali, atau sesuai rekomendasi produsen.

Patuhi Regulasi dan Standar Nasional

Di Indonesia, pemasangan fire alarm harus mengacu pada:

  • SNI 03-3985-2000 (tentang sistem deteksi dan alarm kebakaran)

  • Permen PUPR No. 26/PRT/M/2008 (tentang proteksi kebakaran pada bangunan gedung)

  • Inspeksi dari dinas pemadam kebakaran juga mengacu pada keberadaan dan kondisi sistem fire alarm

Jika bangunan Anda memerlukan sertifikat laik fungsi (SLF), sistem fire alarm menjadi salah satu syarat wajib.

Kesimpulan

Memasang fire alarm tidak boleh sembarangan. Diperlukan perencanaan matang, peralatan yang sesuai standar, dan pemasangan yang benar. Fire alarm yang dipasang secara tepat akan:

  • Memberikan peringatan dini sebelum api membesar

  • Menyelamatkan jiwa dan aset

  • Membantu kelancaran evakuasi darurat

  • Memenuhi syarat keselamatan bangunan

Baik Anda memasangnya sendiri atau menggunakan jasa profesional, pastikan setiap langkah pemasangan dilakukan sesuai standar keselamatan kebakaran.

Rate this post

Comments are disabled.

HomeFAQShopServicesContact